Old Bethel UMC : Gereja Bersejarah AS

Nasional / 8 February 2009

Kalangan Sendiri

Old Bethel UMC : Gereja Bersejarah AS

Budhi Marpaung Official Writer
4139

Gereja Old Bethel UMC merayakan hari ulang tahun ke-210 yang jatuh pada bulan ini. Gereja ini berlokasi di jalan Calhoun Street, berada di tengah antara pemukiman rumah lama dan beberapa rumah baru. 

"Anda masih dapat melihat bangunan asli awal gereja ini," kata Rubye A.Bing, Asisten Sejarah Gereja Old Bethel UMC. "Gereja tengah di daftarkan sebagai gedung Nasional Sejarah. Kami hanya dapat menjaga struktur bangunan gereja. Kami tidak dapat menambah atau mengubah bentuk bangunan gereja yang ada."

Bing pertama kali mengunjungi "Old Bethel" Pada 1964, dan dia sangat mencintai gereja ini seperti rumah kedua.

"Saya pada saat itu sedang keluar jalan dengan kedua anak saya ketika Old Bethel menemukan saya," kenang Bing. "Karena jalan yang hendak saya lalui itu sedang terjadi huru-hara, maka saya mengambil jalan lain dan tiba-tiba melewati gereja ini. Anak perempuan saya berhenti dan berteriak, "Ibu Lihat, Ibu Lihat!' Pintu gereja terbuka dan matahari menyinari papan organ gereja itu. Itu sangat megah. Saya tahu Allah ingin saya berada di sana."

Mengapa dinamai ‘Old Bethel?'

Menurut Margaret Washington, sejarahwan gereja, pendirian gedung Old Bethel dimulai pada 14 Februari 1797. Awal nama dari gereja ini adalah Bethel Methodist Episcopal Church dan berada tepat di ujung jalan Pitt and Calhou Streets.

Lalu gereja ini dibangun kembali, tetapi dengan dinding meetinghouse dengan papan tebal putih. Ukurannya 40 Kaki X 60 Kaki, dan langit-langit terbuat dari besi cor.

Beberapa jendela masih menggunakan kaca jendela. Galeri gereja masih seperti 200 tahun lalu- dengan bangku-bangku dan tata lampu yang sama. Dan mimbar 200 tahun yang lalu itu masih digunakan sampai hari ini.

Francis Asbury, Uskup Methodist Pertama, merancang bangunan gereja dan menamai Bethel - dalam bahasa Ibrani berarti Gereja Tuhan.

"Ketika pertama kali berdiri, gereja ini didatangi oleh anggota jemaat berkulit putih dan hitam. Beberapa jemaat kulit hitam adalah orang bebas sedangkan beberapa lainnya masih menjadi budak," kata Washington.

Sampai pada tahun 1851, jemaat kulit hitam duduk di lantai atas gereja.

"Pada saat itu, anggota jemaat berkulit hitam tidak diperhitungkan oleh jemaat kulit putih , dan juga ada ketidaksepakatan mengenai siapa yang memegang keuangan gereja, jadi anggota jemaat berkulit hitam memutuskan untuk meninggalkan gereja."

Berdasarkan dokumen arsip gereja, anggota jemaat kulit hitam menggunakan persepuluhan dan dana kolekte untuk membiayai pembebasan perkumpulan budak.

Walaupun begitu, anggota jemaat kulit putih yang simpati dengan kebutuhan para budak, mereka menaruh perhatian yang sangat besar mengenai permasalahan ini. Akhirnya, para anggota jemaat gereja kulit putih yang simpati tersebut memutuskan untuk mendirikan rumah ibadah yang lebih besar lagi.

"Anggota jemaat kulit putih ingin membangun struktur baru di property gereja mereka, sehingga jemaat kulit hitam dapat ikut beribadah," kata Bing." Jemaat kulit hitam menggunakan batang kayu untuk mencapai lokasi gereja."

Jemaat kulit putih mendirikan gereja baru dan menamainya Bethel United Methodist Church. Pada 22 Agustus 1876, gereja kulit hitam tersebut berubah namanya menjadi Old Bethel United Methodist Church.

"Gereja itu berubah pada satu waktu, dan pada saat itulah masih terus berjalan," kata Washington.

"Empat gulungan kitab Korintus disalin ke serambi bertiang-tiang pada tahun 1882."

Di tempat Old Bethel berdiri terdapat kuburan kaum hitam. Kuburan tersebut telah diaspal, akan tetapi batu nisan masih tetap terjaga.

Berdiri Atas Ujian Waktu

Meskipun gempa bumi hebat pada 1886 dan angin topan Hugo yang sempat menghancurkan areal Charleston, Old Bethel tetap kokoh berdiri.

"Gereja ini telah selamat dari segala macam musibah dengan sedikit kehancuran," kata Bing. "Itu adalah bukti kasih dan perlindungan Tuhan."

Dokumen gereja menunjukkan pemimpin budak, Denmark Vasey dan pemimpin pembela hak asasi manusia, Septima Pointsette Clark menjadi anggota gereja bersejarah ini.

"Jika dinding-dinding ini berbicara, mereka pasti mempunyai kisah luar biasa yang dapat diceritakan," kata Washington." Old Bethel adalah sebuah perjanjian masa lalu dan terang bagi pengharapan masa depan."

Sumber : CBNNews.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami